Jumat, 06 Februari 2015

Cara Mulai Menerapkan Akuntansi Pada Perusahaan Lama Terbengkalai


Cara Mulai Menerapkan Akuntansi Pada Perusahaan Lama Terbengkalai
“Bagaimana cara mulai menerapkan akuntansi untuk perusahaan yang sudah berjalan 12 tahun namun selama ini terbengkalai? “ seorang pembaca JAK bertanya. Duabelas tahun terbengkalai? “Wow! Luar biasa,” saya pikir.
Luar biasa parahnya dan luar biasa berat tugasnya. Bayangkan anda diminta untuk menelusuri transaksi beserta buktinya selama 12 tahun ke belakang, apa mungkin bisa?
Jawabannya jelas: TAK MUNGKIN.
Kondisi seperti demikian memang terjadi di lingkungan bisnis yang nyata. Bahkan kejadiannya cukup sering, terutama lumrah terjadi pada perusahaan-perusahaan yang semula dimiliki oleh perorangan lalu beubah menjadi persekutuan (CV atau PT). Tentunya dengan masa terbengkalai yang berbeda-beda; ada yang terbengkalai 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun, 7 tahun hingga 12 tahun seperti yang disampaikan oleh penanya.
Nah, bagaimana jika anda dipercaya—entah sebagai pegawai atau konsultan—untuk membereskan kondisi CHAOS seperti itu? Apa yang akan anda lakukan?
Orang accounting, mungkin tak cerdas-cerdas amat. Tapi punya 2 sikap dasar yang selalu dipegang, yakni (1) positive; dan (2) realistic. Ketika menghadapi situasi di atas misalnya, betapapun sulitnya, menyerah bukan pilihan. Namun di sisi lainnya, tetap realistis dalam memandang setiap tantangan yang dihadapi.
Konkretnya. Di satu sisi anda tahu persis bahwa akuntansi perusahaan yang terbengkalai tak bisa dibiarkan terus berlangsung, harus ada upaya untuk menghentikan kondisi itu. Namun di sisi lainnya, anda juga menyadari bahwa menelusuri data beserta bukti transaksi hingga 12 tahun ke belakang adalah MUSTAHIL.
Lalu, apa yang harus anda lakukan?
Dengan asumsi bahwa anda menguasai teknis akuntansi (hanya kesulitan karena data terbengkalai bertahun-tahun), maka ada 2 tindakan besar yang bisa segera dilakukan untuk mengatasi kondisi ini. Dua langkah besar ini selanjutnya kita sebut “fase,” dan masing-masing fase terdiri dari beberapa langkah penting yang harus anda eksekusi. Kita mulai dengan fase pertama…

Fase-1. Menghentikan Kebiasaan Lama dan Mulai Menerapkan Akuntansi

Lupakan data yang terbengkalai hingga 12 tahun. Lupakan! Jangan sampai tenaga dan perhatian anda habis terkuras hanya untuk memikirkan bagaimana caranya menelusuri dan menyusun kembali data hingga 12 tahun ke belakang. Tanamkan sikap berikut ini ke dalam pikiran anda:
Mau terbengkalai 12 tahun keq, 7 tahun keq, 5 tahun keq, BODO AMAT. Yang penting sekarang aku harus menghentikan situasi ini sesegera mungkin!
Ada beberapa langkah penting yang harus anda lakukan untuk sukses melewati fase pertama ini, sebagai berikut:

A. Menyusun Prosedur Akuntansi dan Pajak

Alasan pertama mengapa proses akuntansi selama ini terbengkalai karena ketiadaan prosedur, sehingga pegawai yang ada tak tahu harus berbuat apa ketika ada transaksi. Oleh sebab itu, maka langkah pertama yang harus anda lakukan adalah membuat prosedur akuntansi dan pajak.
Idealnya setiap transaksi harus ada prosedurnya. Pada lingkungan usaha kecil dan menengah, minimal memiliki prosedur berikut ini:
1. Prosedur Kas
2. Prosedur Penjualan
3. Prosedur Piutang
4. Prosedur Pembelian
5. Prosedur Utang
6. Prosedur Persediaan
7. Prosedur Aktiva Tetap
8. Prosedur Penggajian
9. Prosedur Perpajakan
10. Prosedur Pelaporan Keuangan
Dalam tulisan ini saya takkan memberikan panduan teknis cara membuat prosedur akuntansi (lain kesempatan mungkin saya sajikan satu per satu). Intinya, dalam setiap prosedur mesti mengandung perintah yang mengharuskan staff pelaksana untuk melakukan 4 hal:
  • Otorisasi;
  • Validasi;
  • Pencatatan; dan
  • Pengarsipan
…dengan benar, akurat dan cepat.
Alokasi Waktu: Mereka yang sudah berpengalaman membuat prosedur bisa menyelesaikan semuanya hanya dalam waktu 1 hingga 2 hari. Jika anda belum berpengalaman, mungkin butuh waktu 3 hingga 5 hari. Tak apa-apa. Jalankan saja.
Tips: Jangan bikin prosedur yang rumit-rumit. Yang paling penting mengandung keempat unsur di atas (otorisasi, validasi, pencatatan dan pengarsipan). Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan susun dengan urutan yang jelas (kronologis).
Catatan: Jika bisa menyertakan flowchart, bagus. Sebab ada kalanya orang lebih mudah membaca perintah berbentuk visual. Namun jika tak bisa (tak sempat), untuk sementara lupakan ide membuat flowchart. Buat prosedur tertulis saja.
Pun demikian, sebagus apapun prosedur yang anda buat takkan ada gunanya bila tak ada yang melaksanakan. Oleh sebab itu langkah penting berikutnya adalah menentukan siapa yang akan melaksanakan masing-masing printah yang ada di dalam masing-masing prosedur (baca langkah berikutnya)

B. Menyiapkan Pegawai (Staffing)

Setiap prosedur yang telah disusun pada langkah A di atas mungkin dilakukan oleh satu orang atau beberapa staf, sesuai bagian dan fungsinya. Untuk “Prosedur Kas” misalnya, di perusahaan kecil dan menengah mungkin dirangkap oleh satu orang staf saja (biasanya cashier), namun di perusahaan yang agak besar dilakukan oleh 2 orang staf, yakni cashier dan cash accountant.
Formasi staffing yang paling memungkinkan semua prosedur akuntansi dan pajak bisa dilaksanakan secara efektif, di lingkungan perusahaan kecil dan menengah, minimal ada:
  • Cash Accountant
  • Accounts Receivable Accountant
  • Accounts Payable Accountant
  • Fixed Asset Accountant
  • Tax Accountant
  • Chief Accountant
Asumsi: Purchasing, Shipping, Warehousing dilaksanakan oleh departemen lain di luar akuntansi, entah mereka berdiri sendiri-sendiri (dan bertanggung jawab langsung ke Financial Controller) atau di bawah komando sebuah departemen tertentu (Keuangan misalnya.)
Bagaimanapun juga, anda seorang akuntan sehingga perlu bekerjasama dengan HRD (bila ada) untuk menentukan formasi staffing yang akan melaksanakan prosedur tersebut secara rutin setiap harinya. Jika tidak ada HRD anda perlu berbicara dengan Direktur. Sebab pemberlakuan prosedur sudah pasti akan mengubah fungsi dan tugas staff terkait secara signifikan, yang artinya mungkin juga akan mengubah nilai gaji mereka. Tantangan yang lumayan berat pada langkah ini adalah kemungkinan akan adanya penolakan dari staff yang tugasnya berubah atau bertambah. Untuk itu anda butuh support penuh dari HRD dan Direktur.
Kemungkinan terburuk yang bisa terjadi, bila ternyata semua staf sudah dalam kondisi overload pekerjaan. Ada 2 pilihan yang bisa dipilih oleh perusahaan:
  • merekrut staf baru, yang artinya menaikkan beban gaji; atau
  • memindahkan staf dari luar bagian ke dalam departemen akuntansi, yang artinya perlu ditraining terlebih dahulu.
Manapun yang dipilih oleh perusahaan, yang paling penting bagi anda untuk saat ini adalah memastikan semua prosedur harus bisa dilaksanakan, entah oleh siapapun, sesegra mungkin.
Alokasi Waktu: Anda hanya butuh waktu satu sampai dua hari untuk membereskan langkah ini.
Tips: Jika HRD atau direktur butuh waktu untuk memutuskan formasi staffing, anda jangan menunggu. Jangan diam. Sembari menunggu keputusan mereka, anda bisa lanjutkan ke langkah berikutnya.

C. Setup Peralatan Kerja (Hard and Software)

Untuk bisa melaksanakan semua prosedur yang telah dibuat perlu peralatan kerja, hard dan soft tools. Minimal computer, tentunya di atas meja kerja yang di susun sedemikian rupa sehingga bisa bekerja dengan efektif. Di dalam komputernya disertai software-software, entah itu sebatas Microsoft Excel spreadsheet atau software akuntansi.
Ada beberapa langkah yang bisa anda lakukan di sini, antara lain:
1. Siapkan Piranti Kerja – Untuk melaksanakan prosedur validasi dan otorisasi transaksi anda butuh beberapa macam stempel (misal: stempel lunas), kwitansi, blanko-blanko, buku slip (faktur), dlsb. Pertimbangkan dan diapkan apa-apa saja yang diperlukan.
2. Instalasi Komputer dan Network – Untuk melaksanakan prosedur pencatatan transaksi, idealnya, masing-masing staf pelaksana dilengkapi dengan komputer (desktop atau laptop). Akan lebih bagus jika semua komputer tersambung dengan satu unit komputer server, sehingga semua staff yang terlibat bisa saling berbagi data atau arsip digital yang tersimpan di server. Untuk menyiapkan ini anda butuh orang IT, entah internal atau pekerja paruh waktu eksternal.
3. Instalasi Software – Setelah instalasi komputer dan network, anda perlu software-software. Jika menggunakan computer berbasis Windows, Microsoft Excel mungkin sudah ada. Jika proses akuntansi rencananya akan dilakukan secara manual Excel spreadsheet sudah cukup. Namun jika ingin terotomatisasi, anda butuh software akuntansi. Berbagai macam software akuntansi—dengan berbagai fitur—kini telah tersedia di pasaran. Tinggal pilih mana yang dirasa paling sesuai dengan karakter operasional perusahaan. Untuk instalasi software akuntansi anda bisa minta asistensi kepada si penjual software. Jika mereka tidak menyediakan asistensi instalasi, mungkin anda butuh pekerja lepas yang biasa melakukan setup software akuntansi.
4. Siapkan Perangkat Arsip – Untuk melaksanakan prosedur pengarsipan (penyimpanan bukti transaksi) fisik, anda butuh beberapa perangkat. Antara lain: folder-folder dan almari/cabinet arsip. Untuk teknis pengarsipan anda bisa baca tips “Cara Mengelola Arsip Akuntansi Agar Rapid an Efektif” [ini].
Alokasi Waktu: Untuk merampungkan ini mungkin butuh waktu antara 5 hingga 7 hari.
Tips: Lakukan segala sesuatunya dengan cepat. Jika bisa mengejar kualitas tanpa mengorbankan kecepatan, silahkan lakukan. Atau, fokus pada kecepatan saja. Yang paling penting dalam hal ini adalah memastikan semua alat berfungsi dengan baik tanpa hambatan. Nanti, seiring berjalannya waktu anda bisa melakukan langkah-langkah penyempurnaan.
Rekomendasi: Gunakanlah software akuntansi (jangan hanya Excel), mengingat sudah banyak software yang harganya terjangkau dengan fitur yang cukup lengkap. Lain daripada itu, disamping menyediakan kemudahan dan kecepatan, penggunaan software juga menghasilkan data yang lebih konsisten dibandingkan manual. Yang paling penting, adalah memastikan setup awal chart of accounts dan neraca awal harus benar terlebih dahulu (baca langkah berikutnya).

D. Setup Chart of Accounts dan Neraca Awal

Ini langkah yang super penting untuk bisa menghasilkan data dan laporan keuangan yang akurat. Dengan asumsi bahwa anda menggunakan software akuntansi, maka berikut adalah langkah-langkah yang perlu anda lakukan:
1. Setup Chart of Account – Untuk menghasilkan laporan yang benar, setiap transaksi dicatat ke dalam akun. Tanpa akun, anda tak bisa melakukan pencatatan. Oleh sebab itu, menyiapkan akun-akun yang diperlukan adalah langkah yang sangat penting, HARUS dilakukan. Susunan akun-akun untuk menampung transaksi-transaksi keuangan perusahaan disebut “CHART OF ACCOUNTS” (COA). Akun apa saja yang anda butuhkan? Tergantung model laporan keuangan seperti apa yang anda butuhkan (apakah sangat ringkas dan sederhana ATAU sangat details dan kompleks?). Lihat contoh format Laporan Laba Rugi, Arus Kas dan Neraca yang biasa digunakan, di bawah ini.
Ini contoh format Neraca:
Contoh Format Neraca
Ini adalalah contoh format Laporan Laba/Rugi (jangan lihat angkanya):
Contoh Format Laporan Laba Rugi
Ini contoh format Laporan Arus Kas (jangan lihat angkanya):
Contoh Format Laporan Arus Kas
Catatan: Mungkin anda perlu menambah atau mengurangi akun sesuai dengan kebutuhan. Untuk contoh format Neraca yang lebih detail dan kompleks silahkan lihat di [sini]. Namun sebagai permulaan saya sarankan agar menggunakan yang ringkas dan sederhana saja, nanti bisa dikembangkan di masa-masa berikutnya.
2. Setup Neraca Awal – Ini setup lainnya yang sangat menentukan apakah upaya anda mulai menerapkan akuntansi akan berhasil atau tidak, dan berpengaruh terhadap laporan yang akan dihasilkan kelak. Kesalahan setup Neraca Awal akan terus tergulung dan terbawa ke tahun-tahun buku berikutnya. Di antara semua langkah yang ada, di sinilah skill teknik akuntansi anda sangat dibutuhkan. Bagaimana caranya menyusun Neraca Awal? Ikuti langkah-langkah berikut ini:
Langkah-1. Buat Format Neraca – Jika anda menggunakan EXCEL SPREADSHEET manual, buat FORMAT NERACA kosongan terlebih dahulu (gunakan contoh format Neraca pada point-2 di atas). Jika menggunakan SOFTWARE AKUNTANSI, format Neraca (termasuk Laba/Rugi dan Laporan Arus Kas) biasanya sudah siap (built-in). Anda tinggal menjurnal saldo awal untuk setiap akun yang ada di Neraca.
Langkah-2. Cari Saldo Akun – Perhatikan contoh format Neraca di atas. Cari saldo per HARI INI untuk masing-masing akun yang ada di Neraca. Misalnya: Untuk saldo akun “Kas” anda hitung nilai kas kecil per hari ini, dan minta printout rekening Koran untuk saldo Kas Bank per hari ini. Untuk saldo akun “Utang” anda lihat saldonya di “Buku Utang” atau catatan “Utang” (jika punya). Untuk akun “Persediaan” anda hitung nilai persediaan—baik yang ada di gudang, di toko/display, di ruang produksi (jika pabrik), dlsb—per hari ini. Jika punya kartu stock lihat di kartu stock, jika tidak berarti anda harus hitung fisik (stock opname). Begitu terus sampai semua nilai saldo akun yang ada di Neraca diketahui. Ingat, “per HARI INI”, artinya per tanggal Neraca dibuat. Jika ada yang saldonya tak dapat diketahui, untuk sementara masukkan angka NOL.
Catatan (PENTING):
Khusus ASET TETAP, anda harus membuat DAFTAR ASET yang disertai PERHITUNGAN PENYUSUTAN. Jika kesulitan menghitung penyusutan karena tak tahu harga perolehan (harga belinya), anda gunakan harga pasar (misal: mobil Toyota Avanza ex tahun 2007, saat itu harga pasarnya berapa). Jika kesulitan menghitung penyusutan karena tak tahun tanggal perolehan (tanggal pembeliannya), anda tanya pemilik perusahaan. Jika mereka juga tak tahu, minta mereka mengira-ngira (tapi jangan anda yang ngarang sendiri!). Yang anda akui sebagai SALDO ASET TETAP adalah NILAI BUKU-nya (= Nilai Perolehan – Akumulasi Penyusutan).
Langkah-3. Masukkan Saldo Akun Ke Neraca – Jika menggunakan Excel Spreadsheet, anda masukkan saldo masing-masing akun (yang diperoleh pada langkah ke-2 di atas) ke masing-masing akun yang ada di Neraca SECARA MANUAL (tinggal input saja). Jika menggunakan software akuntansi, anda harus masukkan saldo dengan cara memasukkan jurnal. Bagaimana jurnalnya? UNTUK SEMENTARA, semua akun kelompok “ASET” (di sisi Debit) dilawankan dengan akun “MODAL” (di sisi kredit). Namun hati-hati, jangan sampai nilai Modal lebih besar dari nilai yang tercantum di AKTE PENDIRIAN PERUSAHAAN. Begitu nilai modal sama dengan yang tercantum di akte pendirian perusahaan, anda berhenti! Jika masih ada saldo akun kelompok aset yang belum dimasukkan, maka lawankan dengan akun “UTANG” pada kelompok LIABILITAS (di sisi kerdit). Hati-hati lagi, begitu total angka yang dimasukkan sama dengan nilai utang, anda berhenti! Jika masih ada aset yang belum masuk, maka lawankan dengan akun “LABA DITAHAN” pada kelompok “Ekuitas” (di sisi kredit). Lakukan terus hingga Neraca dalam posisi balance. Dalam artian, total nilai Aset sama dengan total nilai Utang+ Modal + Ekuitas, sehingga persamaan akuntansi “ASET=LIABILITAS+EKUITAS” atau “ASET=LIABILITAS+ MODAL+LABA DITAHAN” terpenuhi.
Alokasi Waktu: Point D ini mungkin memakan waktu hingga 1 minggu, bahkan mungkin hingga 2 minggu, jika mengalami berbagai kesulitan.
Catatan (PENTING):
Mengapa semua aset dilawankan dengan Modal terlebih dahulu lalu disusul dengan Utang dan Laba Ditahan?” Mungkin ada yang bertanya demikian.
Jawabannya: Sebab,LOGIKANYA, untuk membeli aset perusahaan menggunakan dana yang sumbernya berasal dari modalnya terlebih dahulu. Jika belum cukup, baru pakai pinajaman alias Utang. Jika aset masih lebih tinggi nilainya setelah dilawankan dengan modal dan utang, berarti perusahaan sempat memperoleh laba yang diakumulasikan pada akun Laba Ditahan.
APAKAH CARA INI DIBENARKAN?” Mungkin ada yang berpikir demikian.
Sadari bahwa, NERACA awal yang anda hasilkan hanya mewakili nilai-nilai saldo akun, dan besar kemungkinannya TIDAK mencerminkan sumber pendanaan yang digunakan secara akurat. Namun hal ini TERPAKSA—sekalilagi TERPAKSA—anda lakukan. Sebab anda tidak punya data transaksi hingga 12 tahun atau 7 atau 5 tahun ke belakang, sementara di sisi lainnya anda harus punya Neraca Awal untuk mulai menerapkan akuntansi. Sekalilagi ini terpaksa anda lakukan. Sebab, TANPA MELAKUKAN INI, SAMPAI KAPANPUN ANDA TAKKAN BISA MULAI MENERAPKAN AKUNTANSI.
Prinsip yang berlaku di sini adalah: Lakukan apa yang bisa dilakukan sekarang. Yang penting anda lakukan. Jangan hanya dipikirkan.
Tanpa bermaksud mendahului ketentuan Tuhan, saya hanya ingin mengingatkan bahwa, jika anda memilih menelusuri data dan mencari bukti-bukti transaksi terlebih dahulu, baru kemudian mengubah kebiasaan lama yang buruk, anda tak sekedar berspekulasi, melainkan SEDANG MENGAMBIL PEKERJAAN MERUGI; menelusuri ke belakang belum tentu berhasil, sementara sudah pasti akan membiarkan transaksi yang sedang berjalan saat ini juga akan terbengkalai.
Menurut saya, lakukan cara di atas. Yang paling penting di sini: pastikan nilai saldo yang anda masukkan ke neraca awal benar-benar mencerminkan nilai sesungguhnya per hari ini (per tanggal Neraca dibuat).

SUB-SUMMARY:

Setelah melakukan semua langkah di atas, maka anda sudah punya:
  • Prosedur (point A)
  • Staff untuk menjalankan prosedur (point B)
  • Peralatan Kerja lengkap dengan Sofware (Point C)
  • Chart Account dan Neraca Awal (Point D)
Sampai pada titik ini, upaya anda sudah mengalami kemajuan yang signifikan. Setidaknya, you have the system on place!Dengan kata lain, anda sudah siap untuk memulai babak baru, yakni menerapkan akuntansi dengan sebaik-baiknya! Selanjutnya tinggal mulai menjalankan prosedur akuntansi secara rutin setiap harinya (baca langkah berikutnya).

E. Menerapkan Prosedur (Test and Run)

Oke. Neraca awal sudah ada di system (computer). Di langkah ini anda tinggal mulai menjalankan prosedur yang telah anda buat di langkah pertama (point A). Intinya: Semua transaksi harus:
  • diverifikasi;
  • diotorisasi;
  • dianalisa;
  • dicatat; dan
  • diarsipkan (bukti transaksinya)…
… sesuai dengan prosedur masing-masing jenis transaksi.
Tips: Sebelum mulai dijalankan, ada baiknya staf yang ada detraining terlebih dahulu. Semacam SIMULASI SEDERHANA. Saat training, anda harus benar-benar awasi. Dan jangan ada kompromi, prosedur harus betul-betul 100 persen dijalankan. Jika ada hambatan, segera atasi, jangan ditunda. Ini juga artinya, diawal-awal mungkin anda perlu kasi contoh, staf hanya menyaksikan. Pada transaksi-transaksi berikutnya, suruh staf jalankan sendiri, tapi anda harus ada di sebelah mereka. Kalau perlu PEGANG TANGAN MEREKA saat pertamakali mencoba.
Aktivitas pengawasan JARAK DEKAT ini terus anda lakukan. Tergantung anda dan team. Jika cepat belajar, mungkin prosedur (verifikasi, otorisasi, pencatatan dan pengarsipan) sudah berjalan sepenuhnya dalam waktu 3 bulan. Jika banyak kesulitan, mungkin butuh waktu antara 6 bulan hingga 1 tahun.
Setelah berjalan sekitar 1 bulan, anda sudah harus mulai melakukan evaluasi, terutama prosedur-prosedur yang ada (lihat langkah berikutnya).

F. Mengevaluasi Prosedur (Review and Improve)

Satu bulan pertama berjalan, mestinya anda sudah bisa melihat beberapa hal penting, misalnya:
  • Apakah semua prosedur sudah berjalan atau ada yang sering lupa dijalankan?
  • Apakah ada prosedur yang perlu disempurnakan?
  • Apakah ada proses yang bisa dipercepat tanpa mengorbankan akurasi?
  • Apakah perlu tambah atau ganti peralatan kerja?
  • Apakah ada fitur software yang harus ditambahkan?
  • Siapa diantara anggota team anda yang butuh training tambahan atau training khusus untuk jenis transaksi tertentu?
  • Siapa diantara anggota team anda yang lambat bekerja, siapa yang pelupa, siapa yang ceroboh, siapa yang malas belajar, siapa yang tak serius menjalankan prosedur?
  • Diantara mereka yang di atas, apakah bisa anda perbaiki atau terpakasa harus anda ganti? (Utamakan perbaiki, sebab pada dasarnya semua orang bisa jika diajari dengan benar. Namun jika sangat terpaksa, sebagai leader anda harus bisa bersikap tegas, terutama terhadap mereka yang cenderung ignorant).

Fase-2. Melakukan Penelusuran Ke Belakang

Jika anda sungguh-sungguh berupaya keras (dan disiplin) dalam menjalankan semua langkah di sebelumnya, saya yakin anda akan berhasil melewati fase pertama, yakni mengubah kebiasaan lama yang melalaikan akuntansi menjadi taat proses akuntansi. Jika mampu membuat semua system berjalan stabil dalam waktu 6 bulan, ANDA HEBAT! Ini saja berhasil anda jalankan, sesungguhnya anda TELAH MENGURANGI BEBAN PERUSAHAAN setidaknya 50 persen. Sekaligus mengurangi beban psikologis anda setidaknya 70 persen!
Namun, pekerjaan anda belum selesai. Ingat, masih ada 12 atau 7 atau 5 tahun transaksi ke belakang.
Bagaimana caranya melakukan penelusuran ke belakang?
Lakukan penelusuran ke belakang per-BULAN-an.
Misalnya: Bulan ini April. Maka mulai dengan menelusuri transaksi untuk bulan Maret 2014. Selesai Maret, mundur lagi ke Februari, lalu Januari 2014. Usai itu anda mundur terus, setidaknya hingga 3-5 tahu ke belakang. Jika bisa hingga 7 tahun ke belakang, hebat. Lewat 7 tahun, saran saya: ABAIKAN! Sudah tak ada perlunya. Sudah tak relevan.
Kapan pekerjaan menelusuri dilakukan?
Minta staf lembur setiap hari minimal 2 hingga 3 jam (anda sendiri mungkin lembur 5 jam). Untuk mempercepat, ambil juga overtime setiap akhir pekan, minimal 2 kali sebulan (kasih staf libur setidaknya 2 kali sebulan.)
Menurut pengalaman saya, itulah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mulai menerapkan akuntansi dengan baik, sekaligus membereskan kekacauan hingga beberapa tahun ke belakang.
Yang perlu disadari, ini pelajaran pahit. Pengusaha (manajemen perusahaan) mestinya telah mendapat pesan yang sangat jelas dari upaya keras yang anda tunjukkan selama membenahi system. Anda dan team juga bisa mengambil pelajaran dari sini, bahwa mengabaikan dan melalaikan administrasi itu COSTLY!
Berat? Sulit?
Sudah pasti. Namun, kesulitan yang dihadapi adalah vitamin yang menguatkan, mencerdaskan, menyehatkan, dan pastinya mendewasakan. Siapapun yang berani (dan ikhlas) menghadapi kesulitan, akan tumbuh dengan lebih cepat—naik kualitas dari ‘mediocre’ menjadi ‘exceptional’. Mudah-mudahanSelamat mencoba!

1 komentar:

  1. terimakasih, sangat bermanfaat. lalu bagaimana jika yang terbengkalai merupakan perusahaan manufaktur? bukankah perusahaan manufaktur seharusnya setiap akhir bulan melakukan stock opname terhadap persediaan yang ada. lalu bagaimana jika perusahaan tersebut tidak melakukan stock opname dan tidak mempunyai kartu persediaan sehingga membingungkan pada saat melakukann penelusuran ke belakang?

    BalasHapus